10 perintah Allah dari sudut pandang agama Katolik

10 Perintah Allah dalam agama Katolik sangat penting untuk kita taati yang turun ke tangan nabi Musa ini merupakan pesan penting sekaligus hukum agama yang kuat dalam menghayati iman Katolik. Perintah Allah merupakan landasan penting dalam pengamalan Katolik dalam keseharian. Selain itu, ia dapat menjadi acuan serta aturan yang mengikat supaya kita tidak masuk ke jalan yang salah.

Ini adalah 10 Perintah Allah Katolik

  1. Jangan menyembah berhala, berbakti lah kepadaKu saja, dan cintai lah Aku lebih dari segala Sesuatu
  2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat
  3. Kuduskanlah hari Tuhan
  4. Hormatilah ibu-bapamu
  5. Jangan membunuh
  6. Jangan berzinah
  7. Jangan mencuri
  8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu
  9. Jangan mengingini istri sesamamu
  10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil

Sebenarnya sepuluh perintah Allah ini ditemukan dalam Kel 20:1- 17 dan Ul 5:6-21. Tetapi terdapat perbedaan yang cukup berarti jika kita membandingkan teks sepuluh perintah Allah dan teks Kitab Suci. Rumusan yang didapatkan dari Kitab Suci yang asli ternyata jauh lebih panjang, khususnya pada perintah yang pertama yang memuat mengenai hal penyembahan berhala. Perintah ini terasa amat ditekankan serta dirumuskan dengan sangat panjang-lebar.

Tak hanya perintah yang pertama, perintah yang ketiga memuat perihal tentang hari Tuhan, yaitu hari Sabat. Perintah keempat yang berhubungan dengan orang tua dalam rumus Kitab Suci dibarengi juga dengan kalimat motivasi: “supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan”.

Perintah pertama malah sebenarnya memuat dua perintah sekaligus yaitu: “Janganlah ada padamu ilah-ilah lain di hadapan-Ku” dan “Jangan membuat bagimu patung atau gambaran apa pun”. Jadi, dengan demikian maka sebetulnya ada sebelas perintah Allah dan bukan hanya sepuluh saja. Perintah ke-9 dan ke-10, yang berkaitan dengan keinginan, sesungguhnya dapat digabung menjadi satu perintah. Jadi, jumlahnya tetap sepuluh. Perumusannya pun ternyata mengalami sedikit perbedaan.

Perintah ke-6 berbunyi “Jangan berzinah” (bukan “jangan bercabul”) sedangkan perintah ke-8 “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu”. Perintah ke-9 yang seharusnya menjadi satu dengan perintah ke-10 juga akan terdengar paling berbeda: “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istri sesamamu, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu”

Karena itulah kita tidak perlu heran ketika rumusan 10 perintah Allah dalam dalam agama Yahudi dan dalam Gereja-gereja Kristen menjadi sangat berbeda. Perhitungan sepuluh perintah ini pun tidak sama. Bukan cuma itu rumusannya menjadi sering amat berbeda. Rumusan 10 Perintah Allah Katolik berikut juga dengan urutan yang sekarang paling lazim dipakai dapat ditemukan  di dalam: Gereja Katolik berasal dari St. Agustinus.

Pada hakikatnya, sepuluh perintah ini sudah sewajarnya disebut Dasa firman atau Dekalog. Apalagi memang 10 Perintah Allah Katolik merupakan sabda Tuhan yang menyapa orang dan memberi lini aturan jelas mengenai kewajiban hidupnya. 10 perintah ini juga terbilang termasuk dalam peraturan konkret. Kendati demikian, Dekalog bukan norma hukum atau dasar pengadilan. Dasafirman adalah wahyu, yang memiliki tujuan untuk mengarahkan manusia kepada kebahagiaan yang sejati. Dasar Dasafirman itu sebenarnya merupakan tindakan penyelamatan Tuhan sendiri: “Akulah Yahwe, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” (Kel 21:2 = Ul 5:6). Keprihatinan dan kerahiman Tuhan menjadi pegangan kehidupan manusia pada pertanyaan-pertanyaan yang paling dasariah, dan sikap Tuhan menjelma sebagai pedoman utama untuk semua usaha manusia: membawa sesama keluar dari tempat perbudakan menuju “kebebasan anak-anak Allah” (Rm 8:21).

Ask Insight Tour